Stainless steel atau baja tahan karat adalah baja paduan yang memiliki sifat ketahanan terhadap pengaruh oksidasi dan korosi karat. Stainless steel merupakan logam paduan dari beberapa unsur logam yang dipadukan dengan komposisi tertentu yang secara luas digunakan dalam industri kimia, makanan dan minuman, industri yang berhubungan dengan air laut dan semua industri yang memerlukan ketahanan korosi Raharjo, 2015.Stainless steel didapat dengan menambahkan unsur Chromium Cr pada baja, minimum sejumlah 12%. Unsur Cr ini akan bereaksi dengan oksigen yang ada di udara atmosfer dan membentuk lapisan Cr-oksida yang sangat tipis. Lapisan ini kedap dan kuat sehingga berfungsi sebagai pelindung permukaan logam di bawahnya, lapisan tersebut akan mencegah proses korosi karat berkelanjutan. Lapisan ini dapat dikatakan permanen, karena jika lapisan tersebut rusak misalkan akibat goresan, maka akan segera terbentuk lapisan Cr-oksida yang stainless steel semakin meningkat dikarenakan karakteristiknya yang menguntungkan. Karakteristik fungsional stainless steel antara lain yaitu tidak memerlukan perlakuan tambahan, seperti surface treatment, pengecatan, pelapisan dan lain sebagainya. Terdapat penambahan dari karakteristik material untuk industri, dimana stainless steel dibuat dengan penampilan menarik attractive, rendah perawatan low maintenance dan berkekuatan tinggi high strength. Namun demikian stainless steel biasanya lebih mahal dibandingkan dengan baja karbon biasa plain carbon steel.Karakteristik Stainless steel Stainless Steel merupakan logam paduan dari beberapa unsur logam yang dipadukan dengan komposisi tertentu. Perpaduan logam tersebut didapatkan logam baru dengan sifat atau karakteristik yang lebih unggul dari unsur logam sebelumnya. Adapun karakteristik yang dimiliki oleh stainless steel adalah sebagai berikut Persen krom tinggi. Stainless steel memiliki kandungan Chromium minimal 12 %, kandungan unsur chromium ini merupakan pelindung utama dari gejala yang disebabkan pengaruh kondisi lingkungan. Tahan karat. Jika logam lain memerlukan proses galvanize untuk melindungi dari korosi, stainless steel memiliki sifat tahan korosi secara alami tanpa metode fabrikasi. Sifat tahan karat stainless steel diperoleh karena adanya kandungan unsur chromium yang tinggi. Stainless steel memiliki lapisan oksida yang stabil pada permukaannya sehingga tahan terhadap pengaruh oksigen. Lapisan oksida ini bersifat penyembuhan diri/self-healing yang tetap utuh meskipun permukaan benda dipotong atau dirusak. Minim perawatan, tahan lama/low maintenance dan durable. Peralatan yang terbuat dari stainless steel tidak membutuhkan perawatan yang kompleks. Karakteristik stainless steel yang tahan karat membuatnya lebih awet atau tahan lama dan tidak mudah rusak karena dan kekuatan tinggi. Bila dibandingkan dengan baja ringan, stainless steel cenderung memiliki kekuatan tinggi. Stainless stell duplex memiliki kekuatan lebih tinggi dari stainless steel austentik. Kekuatan tertinggi terlihat di martensit 431 dan nilai pengerasan presipitasi 17, 4 PH. Nilai tersebut dapat memiliki kekuatan dua kali lipat dari jenis 304 dan 316, yang merupakan jenis stainless steel yang paling umum digunakan. Resistensi terhadap suhu rendah/cryogenic resistance. Resistansi terhadap suhu rendah/cryogenic resistance diukur dengan keuletan atau ketangguhan pada sub nol suhu. Pada suhu rendah kekuatan stainless steel lebih tinggi daripada suhu kamar secara substansial. Martensitic, ferritic dan baja dengan pengerasan presipitasi sebaiknya tidak digunakan pada suhu dibawah nol karena ketangguhannya akan turun secara signifikan pada suhu rendah. Pada beberapa kasus penurunan tersebut terjadi pada suhu mendekati suhu menarik. Stainless steel berwarna perak mengkilap sehingga barang-barang yang terbuat dari stainless steel tampak lebih menarik. Karakteristik stainless steel yang memiliki tampilan menarik membuatnya sering digunakan untuk peralatan pada berbagai bidang kehidupan Stainless Steel Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Daya tahan stainless steel terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam suhu lingkungan biasanya dicapai karena adanya tambahan minimal 13% dari berat Krom. Krom membentuk sebuah lapisan tidak aktif, KromiumIII Oksida Cr2O3 ketika bertemu ini terlalu tipis untuk dilihat, sehingga logamnya akan tetap berkilau. Logam ini menjadi tahan air dan udara, melindungi logam yang ada di bawah lapisan tersebut. Fenomena ini disebut Passivation dan dapat dilihat pada logam yang lain, seperti pada aluminium dan dasarnya untuk membuat besi yang tahan terhadap karat, Krom merupakan salah satu bahan paduan yang paling penting. Untuk mendapatkan besi yang lebih baik lagi, di antaranya dilakukan penambahan beberapa zat- zat berikut; Penambahan Molibdenum Mo bertujuan untuk memperbaiki ketahanan korosi pitting di lingkungan Klorida dan korosi celah unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil Karbida Titanium atau Niobium bertujuan menekan korosi batas butir pada material yang mengalami proses Kromium Cr bertujuan meningkatkan ketahanan korosi dengan membentuk lapisan oksida Cr2O3 dan ketahanan terhadap oksidasi temperatur tinggi. Penambahan Nikel Ni bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam media pengkorosi netral atau lemah. Nikel juga meningkatkan keuletan dan mampu meningkatkan ketahanan korosi tegangan. Unsur Aluminium Al meningkatkan pembentukan lapisan oksida pada temperatur Stainless Steel Menurut Kalpakjian, dkk 2009, stainless steel atau baja tahan karat dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu baja tahan karat martensit, baja tahan karat ferit, baja tahan karat austenit, baja tahan karat berfasa ganda duplex, dan baja tahan karat dengan pengerasan presipitasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikuta. Baja tahan karat austenit Baja jenis ini secara umum mengandung khrom, nikel, dan mangan yang terdapat dalam besi. Mereka mempunyai sifat tidak bermagnet dan mempunyai ketahanan terhadap korosi yang sangat bagus, akan tetapi rentan terhadap retak akibat tegangan korosi. Baja austenit dikeraskan dengan cara pendinginan. Baja ini merupakan baja paling liat di antara semua jenis baja tahan karat yang lain dan dapat dibentuk dengan mudah. Baja jenis ini digunakan secara luas dalam berbagai kegunaan seperti peralatan dapur, perabot, konstruksi las, peralatan transportasi yang ringan, tungku pembakaran dan bagian dari alat penukar Baja tahan karat ferit Baja ini memiliki kandungan khrom yang tinggi yaitu lebih dari 27%. Mereka bersifat magnetis dan memiliki ketahanan korosi yang baik, akan tetapi memiliki tingkat keliatan bahan yang lebih rendah dibandingkan dengan baja tahan karat austenit. Baja tahan karat ferit dikeraskan dengan cara pengerjaan dingin dan tidak dapat diperlaku panaskan. Secara umum digunakan untuk sesuatu yang bersifat tidak struktural seperti peralatan dapur dan hiasan Baja tahan karat martensit Kebanyakan baja tahan karat martensit tidak mengandung nikel dan dapat dikeraskan dengan cara perlakuan panas. Kandungan khrom sekitar 15%. Baja ini bersifat magnetis dan memiliki kekuatan yang tinggi, keras, ketahanan lelah yang baik, keliatan bahan yang baik, dan memiliki ketahanan terhadap korosi yang sedang. Baja tahan karat martensit biasanya digunakan untuk alat pemotong seperti; pisau, gunting, alat-alat bedah, instrumen, katup dan Baja tahan karat duplex berfasa ganda Baja ini merupakan campuran dari austenit dan ferit. Mereka mempunyai kekuatan yang baik, memiliki ketahanan korosi yang tinggi dalam banyak kondisi lingkungan, dan ketahanan terhadap retak tegangan korosi yang lebih baik daripada baja tahan karat austenit. Penggunaan baja tipe ini yaitu pada komponen alat penukar Baja tahan karat pengerasan presipitasi Baja ini mengandung khrom dan nikel, bersama dengan tembaga, Aluminium, titanium, atau molybdenum. Mereka memiliki ketahanan korosi dan keliatan bahan yang baik, serta memiliki kekuatan yang tinggi pada temperatur tinggi. Penggunaan yang paling utama baja ini yaitu pada industri pesawat terbang dan komponen struktural pesawat ruang PustakaRaharjo, R. 2015. Tingkat Kekerasan Permukaan Stainless Steel 316L Akibat Tekanan Steelballpeening. Proceening Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin S., dan Schmid, 2009. Manufacturing Engineering and Technology. New York Pentice Hall.
Materialyang digunakan Casio untuk GM-2100 merupakan baja tahan karat (stainless steel) dengan dual mirror dan motif bergaris.Namun material resin tidak sepenuhnya ditinggalkan pembuat jam. Baja tahan karat itu dipadukan dengan resin yang diperkuat serat kaca untuk melindungi cangkang arloji yang berbentuk segi delapan. Baja tahan karat, menurut definisi, adalah paduan dasar besi yang memiliki 10% atau lebih kromium, yang memberi logam kemampuan tahan korosi yang sangat dihargai. Untuk memenuhi kebutuhan penggunaan akhir atau manufaktur tertentu, kandungan kromium dapat ditingkatkan dan elemen paduan lainnya ditambahkan atau divariasikan. Selama pengelasan baja tahan karat, suhu logam dasar di sebelah lasan mencapai tingkat yang menyebabkan perubahan mikrostruktur. Sejauh mana perubahan ini terjadi, serta dampaknya pada pengelasan akhir dalam hal ketahanan korosi dan sifat mekanik, ditentukan oleh kandungan paduan, ketebalan, logam pengisi, desain sambungan, metode las, dan keahlian tukang las. Terlepas dari perubahan yang terjadi, tujuan utama dalam pengelasan baja tahan karat adalah untuk memberikan sambungan yang baik dengan kualitas yang sama atau lebih baik daripada logam dasar, memungkinkan perubahan metalurgi pada logam dasar yang berdekatan dengan lasan dan perbedaan dalam logam pengisi las. Perlu dicatat bahwa ada tiga bidang utama yang menjadi perhatian dalam pengelasan. Yang pertama adalah logam las yang dipadatkan, yang terdiri dari logam dasar atau logam dasar dan logam pengisi; yang kedua adalah zona terpengaruh panas HAZ, yang terdiri dari logam dasar yang dipanaskan hingga suhu tinggi tetapi kurang dari suhu leleh; dan yang ketiga adalah logam dasar yang hanya dihangatkan secara moderat atau tidak dihangatkan sama sekali. Proses Pengelasan untuk Baja Tahan Karat Pengelasan dan proses termal terkait memanfaatkan gas terkompresi dan/atau arus listrik untuk menyediakan sumber panas terkonsentrasi yang melelehkan atau membakar baja dan logam lainnya. Dua metode dasar untuk pengelasan baja tahan karat adalah pengelasan fusi dan pengelasan resistansi. Dalam pengelasan fusi, panas diberikan oleh busur listrik yang terjadi antara karbon atau elektroda logam tertutup terhubung ke satu terminal catu daya dan logam yang akan dilas yang terhubung ke terminal lainnya. Dalam pengelasan resistansi, ikatan adalah hasil dari panas dan tekanan. Panas dihasilkan oleh hambatan aliran arus listrik melalui bagian-bagian yang akan dilas, dan tekanan diberikan oleh elektroda. Kedua metode ini banyak digunakan untuk mengelas baja tahan karat. PENGELASAN FUSION Ada empat metode berbeda untuk pengelasan baja tahan karat fusi. Mereka 1. Pengelasan Busur Logam Terlindung SMAW 2. Gas Tungsten Arc Welding GTAW juga dikenal sebagai Tungsten Inert Gas Welding pengelasan TIG 3. Pengelasan Busur Logam Gas GMAW 4. Pengelasan Busur Terendam SAW Metode pengelasan fusi lainnya untuk baja tahan karat termasuk busur plasma, berkas elektron, dan laser. Dalam semua kasus, zona las dilindungi dari atmosfer oleh gas, terak, atau vakum, yang mutlak diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan ketahanan korosi dan sifat mekanik yang optimal pada sambungan. PENGELASAN BUSUR LOGAM TERLINDUNG SMAW adalah proses cepat dan serbaguna yang sangat populer untuk pengelasan baja tahan karat. Hal ini ditandai dengan penggunaan kawat elektroda padat dengan bahan pelapis yang dipanggang diekstrusi. Karena elektrodanya dilapisi, SMAW biasa disebut pengelasan elektroda "tertutup" atau "tongkat" atau pengelasan tongkat. Elektroda telanjang di salah satu ujungnya dan ditahan di dudukan elektroda tipe rahang pegas. Pengelasan dilakukan secara manual dengan operator memegang elektroda pada suatu sudut, dengan ujung yang cukup jauh dari logam dasar untuk mempertahankan busur. Saat logam meleleh dari ujung batang, operator menggerakkan elektroda lebih dekat ke pekerjaan serta memindahkannya di sepanjang sambungan. GAS TUNGSTEN ARC WELDING atau Tungsten Inert Gas Welding Pengelasan GTAW, atau TIG seperti yang kadang-kadang disebut, adalah proses pengelasan fusi yang menggunakan gas inert seperti gas argon murni untuk melindungi zona las dari atmosfer. Panas untuk pengelasan disediakan oleh busur listrik yang kuat antara elektroda tungsten yang tidak dapat dikonsumsi dan benda kerja. Ketika logam pengisi diperlukan, batang pengisi telanjang secara manual atau otomatis dimasukkan ke dalam zona las dan dilebur dengan bahan dasar. GTAW dengan mudah mengelas semua baja tahan karat dan sangat cocok untuk mengelas pipa baja tahan karat, dengan atau tanpa cincin pelindung gas penyangga yang lembam. Ini juga digunakan secara luas dalam menyambungkan tabung ke lembaran tabung di penukar panas shell-and-tube. Umumnya material filler diumpankan secara manual oleh welder, namun cara ini lambat, terutama untuk komponen yang tebal. Untuk mencapai tingkat deposisi yang lebih tinggi, prosesnya dapat diotomatisasi dan kawat pengisi dipanaskan dengan pemanasan resistansi. Proses ini disebut hot-wire GTAW, dan dapat menghasilkan peningkatan kecepatan pengelasan sebesar 100%. Variasi lain dari GTAW adalah pulsed-arc. Dalam proses ini, busur pulsa memberikan kontrol genangan las cair untuk meningkatkan penetrasi dan meminimalkan porositas. PENGELASAN BURUK LOGAM GAS atau pengelasan Gas Inert Logam Pengelasan GMAW, atau MIG, adalah proses pengelasan busur berpelindung gas di mana panas pengelasan diperoleh dari busur antara elektroda habis pakai dan benda kerja. Kawat pengisi telanjang elektroda dilebur dalam atmosfer gas dan secara efisien ditransfer ke sambungan di mana mereka memberikan panas yang cukup untuk fusi. Genangan las cair dilindungi dari atmosfer selama operasi pengelasan MIG dan mencegah oksigen dan nitrogen atmosfer bergabung dengan logam las cair. Logam pengisi kawat elektroda, yang dalam bentuk melingkar, didorong secara mekanis ke dalam zona pengelasan. Jenis logam pengisi yang digunakan untuk pengelasan MIG umumnya memiliki komposisi yang sama dengan logam yang dilas. Karena transfer logam sangat efisien, analisis kimia dari kawat elektroda dan logam las murni yang diendapkan relatif dekat untuk semua paduan baja tahan karat yang umum. Bahkan elemen yang sangat aktif, seperti titanium, dapat diperoleh kembali dalam lasan ketika mereka hadir sebagai elemen paduan. Gas pelindung kaya argon yang baik diperlukan untuk efisiensi yang relatif tinggi. PENGELASAN BUSUR TERendam Pengelasan busur terendam SAW adalah metode di mana panas yang dibutuhkan untuk melebur logam dihasilkan oleh arus listrik yang melewati antara kawat las dan benda kerja. Ujung kawat las, busur, dan area las benda kerja ditutupi oleh lapisan komposisi fluks mineral butiran. Tidak ada busur yang terlihat dan tidak ada percikan api, percikan atau asap. Komposisi fluks pengelasan masuk melalui tabung hopper dan terus menerus mendistribusikan dirinya sendiri di atas jahitan jarak pendek di depan zona pengelasan, beberapa di antaranya meleleh untuk membentuk lapisan terak. Panas ekstrem yang dihasilkan oleh aliran arus listrik melalui zona pengelasan melelehkan ujung kawat dan tepi benda kerja yang berdekatan, menciptakan genangan logam cair. Genangan air ini dalam keadaan sangat cair dan bergolak. Karena alasan ini, terak atau gelembung gas dengan cepat tersapu ke permukaan. Komposisi fluks sepenuhnya melindungi zona pengelasan dari kontak dengan atmosfer. Sejumlah kecil komposisi fluks melebur. Perbedaan antara las busur terendam dan proses lain yang digunakan untuk mengelas baja tahan karat adalah salah satu suhu. Busur terendam dapat menggunakan masukan panas yang jauh lebih tinggi daripada proses lainnya dan memiliki karakteristik pemadatan dan pendinginan yang lebih lambat. Juga, kandungan silikon akan jauh lebih tinggi dalam pengelasan busur terendam dibandingkan dengan metode lain, jika tidak hati-hati dalam memilih bahan las inti fluks. PENGELASAN RESISTENSI Pengelasan hambatan listrik terus menjadi salah satu metode yang paling populer dan ekonomis untuk bergabung dengan baja tahan karat. Umumnya, proses ini berlaku untuk semua jenis baja tahan karat jika prosedur dan tindakan pencegahan yang tepat diperhatikan. Pengelasan hambatan listrik paling cocok untuk pekerjaan produksi berulang volume massal di mana satu mesin dapat dikunci untuk membuat ribuan sambungan di area yang berbeda tetapi pada logam yang sama dengan ketebalan yang sama. Baja tahan karat dalam banyak hal dapat dengan mudah dilas dengan semua metode pengelasan resistansi. Resistensi yang lebih tinggi terhadap aliran listrik akan membutuhkan arus yang lebih sedikit daripada baja karbon untuk ketebalan logam yang sama, dan tekanan pemerasan untuk baja tahan karat harus kira-kira 50% lebih besar daripada baja karbon, karena tingkat kekuatannya yang lebih tinggi. Ada juga empat metode berbeda untuk pengelasan resistansi baja tahan karat. Mereka 1. Pengelasan Tempat 2. Pengelasan Jahitan 3. Pengelasan Proyeksi 4. Pengelasan Butt. Ini dibagi menjadi Sebuah. pengelasan kilat dan B. pengelasan yang kacau. JENIS STAINLESS STEEL Ada lima jenis baja tahan karat tergantung pada tambahan paduan lain yang ada, dan mereka berkisar dari austenitik penuh hingga feritik penuh. Baja tahan karat austenitik termasuk seri 200 dan 300 di mana tipe 304 adalah yang paling umum. Penambahan paduan utama adalah kromium dan nikel. Baja tahan karat feritik adalah paduan Fe-Cr yang tidak dapat dikeraskan. Tipe 405, 409, 430, 422, dan 446 mewakili kelompok ini. Baja tahan karat martensit memiliki komposisi yang mirip dengan kelompok feritik tetapi mengandung karbon yang lebih tinggi dan kromium yang lebih rendah untuk memungkinkan pengerasan dengan perlakuan panas. Tipe 403, 410, 416, dan 420 mewakili kelompok ini. Baja tahan karat dupleks dilengkapi dengan struktur mikro dengan jumlah ferit dan austenit yang kira-kira sama. Mereka mengandung sekitar 24% kromium dan 5% nikel. Sistem penomoran mereka tidak termasuk dalam kelompok 200, 300, atau 400. Baja tahan karat pengerasan presipitasi mengandung tambahan paduan seperti aluminium yang memungkinkannya dikeraskan dengan larutan dan perlakuan panas penuaan. Mereka selanjutnya diklasifikasikan ke dalam subkelompok sebagai baja tahan karat pengerasan presipitasi martensitik, semi austenitik, dan austenitik. Mereka diidentifikasi sebagai baja tahan karat seri 600 misalnya, 630, 631, 660. PENGELASAN STAINLESS STEEL Sebagian besar baja tahan karat dianggap memiliki kemampuan las yang baik dan dapat dilas dengan beberapa proses pengelasan termasuk proses pengelasan busur, pengelasan resistansi, pengelasan sinar elektron dan laser, pengelasan gesekan, dan brazing. Untuk setiap proses ini, permukaan sambungan dan logam pengisi harus bersih. Koefisien muai panas untuk tipe austenitik adalah 50% lebih besar dari baja karbon dan ini harus dipertimbangkan untuk meminimalkan distorsi. Konduktivitas termal dan listrik yang rendah dari baja tahan karat austenitik umumnya membantu dalam pengelasan. Lebih sedikit panas pengelasan yang diperlukan untuk membuat lasan karena panas tidak dikonduksikan dari sambungan secepat pada baja karbon. Dalam pengelasan resistansi, arus yang lebih rendah dapat digunakan karena resistivitasnya lebih tinggi. baja tahan karat austenitik Baja tahan karat austenitik mengandung 16-26% Cr, 8-24% Ni + Mn, hingga C dan sejumlah kecil beberapa elemen lain seperti Mo, Ti, Nb Cb dan Ta. Keseimbangan antara Cr dan Ni + Mn biasanya disesuaikan untuk memberikan struktur mikro austenit 90-100%. Paduan ini dicirikan oleh kekuatan yang baik dan ketangguhan tinggi pada rentang suhu yang luas dan ketahanan oksidasi hingga lebih dari 1000 ° F 538 ° C. Mereka dapat dikeraskan dengan pengerjaan dingin, tetapi tidak dengan perlakuan panas. Dalam kondisi anil, semuanya nonmagnetik, meskipun beberapa mungkin menjadi sedikit magnetis karena pengerjaan dingin. Pada suhu kamar, lembaran baja tahan karat Seri 300 dan 200 mempertahankan struktur mikro austenitik. Sementara ketahanan terhadap korosi adalah atribut utama mereka, mereka juga dipilih karena sifat kekuatannya yang sangat baik pada suhu tinggi atau sangat rendah. Mereka dianggap sebagai baja paduan tinggi yang paling dapat dilas dan dapat dilas dengan semua proses pengelasan fusi dan resistansi. Secara komparatif, sedikit kesulitan yang dialami dalam membuat sambungan las yang memuaskan jika karakteristik fisik dan sifat mekanik yang melekat padanya dipertimbangkan dengan benar. Bagian penting dari keberhasilan pengelasan nilai austenitik, oleh karena itu, memerlukan pemilihan paduan yang tepat baik untuk bahan dasar maupun bahan pengisi, dan prosedur pengelasan yang benar. STAINLESS STEEL MARTENSITIK Baja tahan karat martensit mengandung 11 hingga 18% Cr, hingga C dan sejumlah kecil Mn dan Ni dan, kadang-kadang, Mo. Baja ini akan berubah menjadi austenit pada pemanasan dan, oleh karena itu, dapat dikeraskan dengan pembentukan martensit setelah proses pendinginan. Dalam kondisi anil, baja tahan karat ini pada dasarnya memiliki struktur mikro feritik dan bersifat magnetis. Dalam banyak hal, baja tahan karat martensit mirip dengan baja karbon atau baja paduan yang dipadamkan dan ditempa yang sifat mekaniknya dapat divariasikan melalui perlakuan panas. Terjadi atau tidaknya transformasi tergantung pada kandungan paduan, terutama kandungan krom dan karbon. Penambahan paduan lainnya juga dapat mempengaruhi transformasi. BAJA STAINLESS FERITIK Baja tahan karat feritik mengandung hingga 30% Cr, hingga C, dan terkadang promotor ferit Al, Nb Cb, Ti, dan Mo. Mereka bersifat feritik pada semua suhu, tidak berubah menjadi austenit, dan oleh karena itu, tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas. Mereka dicirikan oleh las dan pertumbuhan butir HAZ yang dapat menghasilkan ketangguhan las yang rendah. Mereka juga magnetis. Untuk mengelas baja tahan karat feritik, logam pengisi harus digunakan yang sesuai atau melebihi tingkat Cr dari paduan dasar. Untuk meminimalkan pertumbuhan butir, masukan panas las harus diminimalkan, Pemanasan awal harus dibatasi hingga 300-450 ° F dan hanya digunakan untuk baja tahan karat feritik karbon yang lebih tinggi. Banyak baja tahan karat feritik paduan tinggi hanya tersedia dalam lembaran logam dan bentuk tabung dan biasanya dilas dengan GTA tanpa logam pengisi. STAINLESS STEEL PENGERJAAN presipitasi Secara umum, baja tahan karat pengerasan presipitasi dapat dengan mudah dilas dan sifat mekanik yang baik dapat dikembangkan dalam pengelasan. Namun, perbedaan dalam sifat pengelasan dapat diharapkan. Nilai yang hanya mengandung tambahan tembaga atau molibdenum menghasilkan kolam cair yang mirip dengan baja tahan karat austenitik, sedangkan kadar yang mengandung aluminium atau kandungan titanium yang sangat tinggi mungkin tampak sangat berbeda dan mungkin memerlukan tingkat perlindungan yang lebih besar dari atmosfer selama proses pengelasan. . Perubahan struktur dapat terjadi pada tingkat pengerasan presipitasi ketika mengalami panas pengelasan lokal. Penting untuk memperhatikan kondisi logam dasar sebelum pengelasan; yaitu, apakah itu dianil; solusi diperlakukan, atau mengeras. Panas pengelasan akan selalu menghasilkan zona logam dasar yang diolah dengan larutan atau dianil, dan perlakuan panas pasca-las yang diperlukan untuk mengeraskan zona ini dapat melibatkan perlakuan tunggal atau ganda. STAINLESS STEEL DUPLEX Feritik Dupleks – Baja Tahan Karat Austenitik Baja tahan karat dupleks mengeras sebagai ferit 100%, tetapi sekitar setengah dari ferit berubah menjadi austenit selama pendinginan melalui suhu di atas kira-kira. 1900 °F 1040 °C. Perilaku ini dicapai dengan meningkatkan Cr dan menurunkan Ni dibandingkan dengan nilai austenitik. Gas-gas lain seperti nitrogen sengaja ditambahkan untuk mempercepat laju pembentukan austenit selama proses pendinginan. Baja tahan karat dupleks bersifat feromagnetik. Mereka menggabungkan kekuatan yang lebih tinggi daripada baja tahan karat austenitik dengan sifat fabrikasi yang mirip dengan austenitik, dan dengan ketahanan terhadap retak korosi tegangan klorida dari baja tahan karat feritik. Grade yang paling umum adalah 2205 UNS S32205, terdiri dari 22%Cr, 5%Ni, 3%Mo, dan Pembersihan dan Penyelesaian Stainless Steel Pasca Pengelasan Baja tahan karat las dan area sekitarnya harus dibersihkan secara menyeluruh untuk menghindari penurunan ketahanan korosi. Percikan las, fluks, atau kerak dapat menjadi titik fokus serangan korosif jika tidak dihilangkan dengan benar, terutama di lingkungan yang agresif. Juga, residu dari pengelasan harus dihilangkan sebelum perlakuan panas untuk menghilangkan stres atau anil selama pembersihan pasca-las. Perubahan warna oleh panas, atau warna panas, tidak selalu berbahaya tetapi harus dihilangkan jika pengelasan adalah untuk tujuan dekoratif. Hal ini dapat dicapai secara mekanis dengan menggunakan pembersih abrasif ringan, secara kimiawi dengan pembersih asam-basa fosfat, atau secara elektrokimia dengan kit pembersih las yang tersedia secara komersial. .